Translate

Minggu, 12 April 2009

Liburan

Setelah surat edaran keluar untuk pemberitahuan libur, aku langsung pulang ke kontrakan untuk beres-beres, karena 4 hari libur sudah lumayan dibanding harus mengikuti rutinitas kerja yang tidak ada hentinya. Kuambil pakaian kotor dan seprey kumasukkan ke keranjang dengan harapan pembantu mencucikan dan setibanya ke kontrakan sudah bersih dan wangi.
Berangkat pukul 9.00 WIB dari Jakarta untuk menuju Bogor di mana selama ini aku dibesarkan dan diberi banyak pengetahuan oleh keluarga. Ternyata waktu liburku tidak banyak kumanfaatkan dengan baik, aku malah lebih banyak istirahat di kamar sambil menyaksikan berita tentang pemilu.
Oh ya ada cerita untuk pemilu kemarin. Waktu itu aku diberi surat oleh ibuku yang isinya "Surat undangan untuk datang ke TPS". Sebagai warga negara yang baik aku mengiyakan dan datang ke TPS dengan maksud menyuarakan aspirasiku. Setiba di bilik TPS, aku bingung, aku terdiam lebih dari 3 menit. Aku tidak tau harus memilih siapa nama-nama yang terdaftar di surat suara. Aku tidak mengenal salah seorang pun. Akhirnya aku hanya bisa menyontreng partainya saja tanpa menghiraukan Caleg-caleg yang tertera di surat suara.
Keesokan harinya aku melihat berita di televisi ada Caleg yang meningal karena hasil suaranya tidak mencapai target dan ia shok berat karena telah banyak mengeluarkan modal. Melihat berita itu aku langsung sadar dan berpikir pasti tidak hanya Caleg itu yang menjadi korban karena suaranya tidak mencapai target, pasti banyak Caleg-caleg yang sters dan gila karena perolehan suaranya kurang.
Aku tidak habis pikir kenapa orang-orang itu mau berlomba-lomba masuk ke kancah politik. Padahal aku sama sekali tidak tertarik dengan hal itu. Aku lebih suka mengamati orang-orang yang gila akan dirinya. Yang merasa dirinya hebat, dan Ke "Aku"-annya masih kental. Yah mungkin ini yang disebut dengan hidup. Setiap orang pasti bebas untu menentukan pilihannya. Ada yang suka seni, ada yang suka sastra dan ada yang suka politik. Pada dasarnya aku masih bingung apa si enaknya bermain di bidang politik, apa sama serunya dengan bermain catur?
Kalo aku si mending duduk baca koran atau nonton televisi sambil menikmati hangatnya teh manis yang ditemani pisang goreng, welwh...weleh...

1 komentar:

  1. yah.....begitulah manusia gak ada puasnya.apalagi caleg2 gitu....huh...muak aku melihat tampang2 mereka waktu itu di mana-mana ada. untung sekarang dah gak ada lagi. jalanan yang kemarin penuh dengan poster2 tampang2 caleg sekarang jadi lebih rapi. enak kalo sedang melewati jalanan.

    BalasHapus